Welcome Guest | RSS
Main | Artikel | Registration | Login
FORUM RASPALA
Login form
Search

Site menu

Section categories
TRIP DAN TRIK PEDAKIAN [7]
INFORMASI [11]
GUNUNG DI INDONESIA [3]
Wisata Alam [1]

email autoresponder indonesia
Banner
peluang usaha

Main » Articles » INFORMASI

Pendaki wanita Indonesia pertama Di mount everest

Mungkin masih banyak yang belum kenal siapa Clara Sumarwati, dari mana asalnya? ko harus menceritakan Clara Sumarwati? memang banyak masyarakat Indonesia yang tak mengenal Clara Sumarwati, Tapi wanita yang satu ini adalah salah satu wanita tertangguh di Indonesia. dialah wanita pertama dari Indonesia (bahkan Asia tenggara) pertama yang pernah mendaki sampai di puncak Everest. Dialah wanita Indonesia pertama yang menginjak puncak Everest pada ketinggian 8.848 meter. Prestasi besar itu ia raih pada tanggal 26 September 1996.

Lahir tanggal 6 Juli 1967 di Yogyakarta, anak ke-6 dari delapan putera-puteri pasangan Marcus Mariun dan Ana Suwarti. cita-cita Clara sewaktu kecil adalah menjadi ahli hukum, tetapi ia tidak bisa menolak ketika kakak laki-lakinya menyekolahkannya di Universitas Atmajaya jurusan Psikologi Pendidikan. Saat kuliah ia ingin menjadi pembimbing dan juru konseling di SMU. Tetapi begitu lulus universitas di tahun 1990, haluannya sama sekali berubah ketika ia gabung dengan ekspedisi pendakian gunung ke puncak Annapurna IV (7.535 meter) di Nepal. Rekannya, Aryati, berhasil mencatatkan diri sebagai perempuan Asia pertama yang mencapai puncak itu pada tahun 1991. Pada Januari 1993, Clara bersama tiga pendaki puteri Indonesia lainnya menaklukkan puncak Aconcagua (6.959 meter) di pegunungan Andes, Amerika Selatan.

Sebenarnya pendakian Everest tahun 1996 itu bukan ekspedisi Everest yang pertama bagi Clara. Pada tahun 1994, ia bersama lima orang dari tim PPGAD (Perkumpulan Pendaki Gunung Angkatan Darat) berangkat tetapi hanya mampu mencapai ketinggian 7.000 meter karena terhadang kondisi medan yang teramat sulit dan berbahaya di jalur sebelah selatan Pegunungan Himalaya (lazim disebut South Col). Kegagalan mencapai puncak ini justru membuat Clara

Sumarwati semakin penasaran dan bercita-cita untuk mengibarkan Merah-Putih di puncak Everest pada 17 Agustus 1995, tepat 50 tahun Indonesia merdeka. Sebanyak 12 perusahaan ia hubungi waktu itu untuk mendapatkan sponsor. Biaya yang ia butuhkan tidak sedikit, mencapai Rp 500 juta, karena memang segitulah biaya yang harus dikeluarkan siapa pun yang ingin menaklukkan Everest waktu itu. Tidak ada jawaban. Menurut Clara, bahkan ada pihak perusahaan yang meragukan kemampuannya sehingga enggan memberi sponsor.

Setelah merasa cukup dengan latihan kerasnya, ia dan tim pendaki kemudian berangkat ke tibet untuk memulai pendakianya. setelah beberapa hari singgah di tibet, akhirnya pada tanggal 26 agustus 1966, Clara beserta rombongan dari Indonesia dan berbagai negara lainya memulai pendakianya menuju puncak everest

Bersama para pendaki lainya, Clara menghadapi berbagai rintangan dalam pendakian, mulai dari tebalnya salju yang menghadang, dinginya cuaca lereng everest yang bisa sampai mencapai minus 40 derajat, serta derajat kemiringan di puncak yang bisa mencapai 80 derajat. perjuanganya dari basecamp ke 1 sampai basecamp ke 7 hingga pada akhirnya ia sampai di puncajk everest memang sangat mengagumkan, tak banyak wanita yang bisa mencapai puncak everest. perjuanganya selama 52 hari dalam mendaki puncak everest akan selalu dikenang.

Dan sekembalinya di Indonesia, Clara langsung menghadap Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia, Wismoyo Arismunandar. Pada tahun itu juga ia menerima penghargaan Bintang Nararya atas prestasi gemilang yang dicatatnya.

Tapi nasibnya Clara sekarang sungguh berbeda 180 derajat, kini Wanita Indonesia dan Asia Tenggara pertama yang berhasil mencapai Puncak Everest itu mengalami gangguan jiwa. Clara kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof dr Soerojo, Magelang, Jawa Tengah. Direktur Medik dan Keperawatan RSJ Prof dr Soerojo, Magelang, Bella Patriajaya mengatakan, Clara adalah pasien kambuhan yang sudah tiga kali ini menjalani perawatan di RSJ. Gangguan jiwa yang dideritanya beberapa kali kambuh karena dia tidak rutin mengonsumsi obat.

"Namun, sejauh ini, kami belum bisa menyimpulkan faktor pemicu apa yang menyebabkan Clara mengalami gangguan jiwa," ujarnya,

Clara pertama kali masuk dan dirawat di RSJ pada 1997. Selama di RSJ, dia pun kerap bercerita bahwa dia pernah mendaki Gunung Everest. Namun, ceritanya kerap diabaikan oleh para tenaga medis karena dianggap hanya sebagai bagian dari khayalannya.

"Kami pun bertambah tidak percaya karena pihak keluarganya sendiri menyangsikan dia pernah mendaki gunung," ujarnya.

Prestasi Clara dan keberadaannya sebagai sosok istimewa yang pernah mengharumkan nama bangsa baru terungkap pada minggu lalu ketika ada sejumlah tim penilai pemuda pelopor dari Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga yang datang untuk menilai Poppy Safitri, wakil kontingen Jawa Tengah untuk lomba pemuda pelopor tingkat nasional. Salah satu aktivitas Poppy adalah mengajar tari di RSJ. Dalam kunjungan ke RSJ itulah, salah satu anggota tim mengenali sosok Clara.

Sekarang ini, Clara sudah menjalani perawatan di RSJ selama dua minggu. Kendati kondisinya membaik, keluarga menolak menjemputnya karena khawatir sewaktu-waktu Clara kumat kembali.

Surat penolakan menjemput ini bahkan dilampiri keterangan dari RT dan RW setempat dari alamat tempat tinggalnya di Minggiran, Sleman, DIY, yang menyatakan lingkungan sekitarnya juga menolak keberadaan wanita ini kembali.

Menurut Bella, ini merupakan kondisi yang rutin dialami pasien di RSJ. Dengan berbagai kejadian semacam ini, dapat disimpulkan bahwa selain beban gangguan jiwa yang dialaminya, pasien sebenarnya menanggung masalah yang lebih besar, yaitu beban sosial karena ditolak oleh lingkungannya.

"Ini lumrah terjadi pada pasien gangguan jiwa mana pun, termasuk mereka yang berprestasi seperti Clara," ujarnya.

Dalam pencarian informasi di google.co.id, terdapat 889 keluaran yang menyebutkan bahwa Clara Sumarwati adalah pendaki asal Indonesia dan Asia Tenggara pertama yang berhasil mencapai Gunung Everest di ketinggian 8.848 meter di atas permukaan laut. Atas prestasinya ini, dia mendapatkan penghargaan Bintang Nararya dari pemerintah.

Kita Doakan saja, semoga clara cepat sembuh dan dapat kembali mengukir prestasi yang lebih tinggi bagi Indonesia.

Category: INFORMASI | Added by: ras321 (2010-05-01)
Views: 2726 | Comments: 1 | Tags: mounts everest, Clara Sumarwati, pendaki wanita inodnesia, gunung, pencinta alam | Rating: 0.0/0
Total comments: 1
1 Grealmhah  
0
I have read your stories but this is my very first time to comment, i love your work

Only registered users can add comments.
[ Registration | Login ]

Copyright Rascalist Bogor © 2010
Rascalist